Budidaya Tanaman Kelapa

Tanaman Kelapa merupakan pohon kehidupan (the tree of life), julukan yang menggambarkan setiap bagiannya bermanfaat bagi manusia. Tanaman kelapa merupakan salah satu tanaman perkebunan yang perannya cukup strategis baik sebagai salah satu sumber utama minyak nabati, minyak goreng, sejenis makanan penyegar, arang tempurung kelapa, bahkan dapat dikatakan mulai dari akar hingga ujung daun semua bermanfaat, hampir tidak ada  yang terbuang percuma. Tanaman Kelapa tersebar hampir di seluruh provinsi dan sebagian besar diusahakan melalui perkebunan rakyat dan hanya sebagian kecil saja yang diusahakan oleh Perkebuanan Besar Negara/Swasta.

Lokasi perkebunan kelapa terbesar di seluruh kepulauan Nusantara. Areal tanam kelapa di pulau SUmatera mencapai 34,60%, di Jawa 22,87%, Sulawesi 18,73%, Bali, NTB dan NTT seluas 7,60%, Maluku dan Papua 8,65% serta Kalimantan 7,55% dari total luas area kelapa Indonesia.

Untuk memgingatkan produktivitas tanaman kelapa, teknologi cukup tersedia mulai dari kesesuaian lahan dan iklim, perbaikan kesuburan  tanah, varietas kelapa unggul, sampai teknologi pasca panen.

Keunggulan komparatif dari tanaman kelapa dapat dicapai dengan berbagai cara yaitu : (1) Berproduksi dengan efisien melalui penerapan teknologi anjuran di bidang budidaya, penggunaan bibit unggul dan (2) keunggulan komparatif lainnya dengan menyempurnakan bentuk diversifikasi baik horizontal maupun vertikal.

TEKNIS BUDIDAYA

1. Tanah, iklim wilayah

a. Tanah. Tanaman kelapa dapat tumbuh pada berbagai tekstur tanah, dari tanah berpasir sampai berlempung, tapi untuk pertumbuhan yang baik Tanaman Kelapa menghendaki tanah yang mempunyai aerasi baik dan dapat memegang air tanah. Keasaman tanah antara PH 5,5 - 7,5 dengan tingkat kesesuaian lahan K1 (sangat sesuai) yakni 87,7 - 100 % dan K2 (sesuai) 74,4 - 86,7 %.

b. Iklim Wilayah. Tanaman kelapa menghendaki iklim panas dengan kelembaban udara optimum 80 - 90 %. Curah hujan yang dikehendaki sebagiknya lebih dari 2.500 mm/tahun. Bulan basah jika > 130 mm/bulan, bulan kering jika < 130 mm/bulan. Suhu udara optimum untuk tanaman kelapa antara 25Co dan 32 Co. Lama penyinaran optimum 1800 hingga 2000 jam/tahun atau lebih dari 120 jam/bulan. Tinggi tempat optimum untuk tanaman kelapa adalah 500 m dpl.

2. Benih dan Bibit

Benih harus murni dan berasal dari pohon induk terpilih dari Blok Penghasil Tinggi. Pembibitan adalah tempat pertumbuhan bahan tanaman hasil seleksi kecambah dari bedeng persemaian. Tempat pembibitan dapat dilakukan pada polibag atau bedeng pembibitan. Pembibitan pada polibag meliputi : Persiapan polibag, Pengisian tanah, pemindahan kecambah pada polibag, Pemeliharaan bibit dan pemupukan.

3. Pemilihan Lokasi Persemaian

Benih yang akan digunakan harus memenuhi syarat yaitu bentuk bulat atau setengah bulat. Ukuran sedang, air buah cukup, buah masak berumur 11 - 12 bulan, tidak pecah atau retak pada waktu panen, dan bebas hama dan penyakit.

Benih dideder dalam bedeng persemaian kemudian setelah berkecambah dengan tinggi tunas 3-4 cm dipindahkan kebedeng pembibitan atau kantong plastik (polibag). Lokasi persemaian dan pembibitan harus dekat sumber air, topporafi datar, dan dekat dengan lokasi penanaman di lapang.

4. Penanaman

Penanaman kelapa dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

a. Teknik penanaman kelapa dengan pembibitan dalam Polybag.

- Irislah (buka) dasar polybag secara melingkar dengan pisau tajam, mulai dari 5 cm di atas polybag. Keluarkan bagian irisan dasar polybag tersebut.

- Peganglah bibit secara hati-hati dengan satu tangan memegang pangkal batang bibit  dan telapak tangan lainnya menyangga bagian bawah bibit kemudian masukkan ke dalam lobang tanam. Sisa kantong polybag dikeluarkan agar akar bibit langsung menyentuh tanah yang dipadatkan . Aturlah posisi bibit agar berdiri tegak dan lurus dalam segala arah.

- Sambil menahan bibit agar jangan rebah atau miring, isilah lobang dengan tanah bagian atas yang telah dicampur dengan pupuk SP-36 kemudian padatkan tanah sekitar bibit dengan kaki.

b. Teknik penanaman kelapa dengan pembibitan tanpa Polybag

- Sebagian tanah atas yang sudah dicampur pupuk SP-36, masukan kedalam lobang penanaman.

- Ukur kedalaman penanaman dari dasar bibit hingga tanda cat putih pada bibit. Selanjutnya ukur lobang tanam berdasarkan hasil tadi, jika kurang tinggi, tambahkan lagi tanah atas hingga sesuai ukuran bibit.

- Peganglah bibit pada pangkal batang dan masukkan ke dalam lubang tanam. Aturlah posisi bibit agar berdiri tegak dan tampak lurus dari segala arah sesuai jarak dan sistem tanam.

- Tutuplah lobang dan padatkan tanah sekitar bibit. Usahakan bidang tanah sekitar bibit permukaanya agak cembung agar tidak mudah tergenang air.

Keterangan : Setelah bibit dicabut dan sebar-sebar ke lapangan, langsung terrtanam pada hari itu juga.

PEMELIHARAAN

1. Pengendalian Gulma

a) Pengendalian gulma secara fisik

- Pengendalian gulma secara fisik disekitar tanaman dan blok tanaman.

- Gulma disekitar pohon dapat dibobokor atau penyiangan piringan memakai alat cangkul dengan jari-jari 1-2 m dari pangkal batang. Selesai bobokor dapat dilakukan pemupukan sesuai takaran. Bobokor dilakukan 3 bulan sekali.

- Pada tanaman mulai berproduksi selesai bobokor dapat diberi sabut atau daun kelapa secara teratur. Selain mencegah gulma juga dapat menyumbangkan unsur hara pada tanaman.

- Gulma dalam blok pertanaman dapat dikendalian dengan mebabat dengan parang.

tanaman kelapa

b) Pengendalian gulma secara mekanis

- Gulma dalam blok dapat dilakukan pembabatan dengan traktor atau hand sleser.

- Selain pembabatan dapat juga dilakukan pembajakan tanah (pengolahan tanah) untuk menggemburkan tanah. Pengolahan tanah dapat dilakukan dua tahun sekali.

c) Pengendalian gulma secara kimia

- Siapkan alat semprot seperti sprayer solo dan bahan kimia seperti glyphosate atau round p dan air.

- Buatlah larutan semprot sesuai aturan pemakaian. Contoh bila menyemprot alang-alang  dengan sprayer solo kapasitas 14 liter air, gunakan 250 cc herbisida setiap kali mencampur.

- Gulma disekitar kelapa disemprot dengan roundup.

- Untuk menyemprot lahan yang luas perlu dipersiapkan air dalam drum agar mudah melakukan semprotan.

2. Pemupukan

a) Anorganik

Takaran dan cara mempupuk

- Jumlah hara (pupuk) yang harus diberikan pada tanaman kelapa Dalam tergantung kebutuhan (umur tanaman) dan ketersediaan hara dalam tanah dan tanaman melalui analisis hara.

Jadwal dosis pempupukan di lapangan

Jenis pupuk

Tahun I

(g/phn/thn)

Tahun II

(g/phn/thn)

Tahun III

(g/phn/thn)

Tahun IV

(g/phn/thn)

Urea 250 500 750 1.000
SP-36 175 350 525 750
KCL 350 700 1.100 1.500
Kieserite 50 100 150 200
Borax - 10 20 30
Jumlah 825 1.660 2.545 3.480

b) Pupuk Organik

Pemenuhan kebutuhan hara bagi tanaman kelapa dapat juga dilakukan melalui pemberian pupuk organik. Pemberian pupuk organik sangat penting artinya baik bagi tanaman maupun bagi perkembangan mikroba tanah serta ramah terhadap lingkungan. Oleh karena itu pada tanah dengan kadar bahan organik yang tinggi aktifitas mikroba sangat berperan penting dalam pelarutan unsur hara dalam tanah maupun pupuk yang diberikan.

PEMANFAATAN LAHAN DIANTARA TANAMAN KELAPA

Tanaman Sela

Usahatani kelapa monokultur tidak efisien sehingga dianjurkan untuk melakukan pola usahatani kelapa polikultur atau Pertanaman Campuran karena lebih menguntungkan petani kelapa.  Lahan di antara kelapa dapat dimanfaatkan secara efisien sehingga lebih produktif dengan penanaman tanaman sela. Peningkatan pendapatan petani dengan menanam tanaman sela yang ditanam diantara kelapa sangat tergantung pada jenis tanaman sela yang akan di tanam dan tingkat harga yang berlaku. Pada pola usahatani pertanaman campuran dapat ditanam satu atau lebih dari satu jenis tanaman sela. Tanaman sela yang ditanam diantara kelapa dapat berupa tanaman tahunan, tanaman setahun dan hortikultura. Pemilihan tanaman sela ini dapat disesuaikan dengan umur tanaman kelapa, keadaan iklim, keadaan lahan usahatani, pemasaran, kebutuhan keluarga petani, tenaga kerja dan sosial budaya. Beberapa jenis tanaman sela yang mempunyai prospek yang baik diantaranya kakao, panili, nenas, kacang tanah dan jagung.

Jenis tanaman sela yang akan diusahakan di antara kelapa tergantung pada kondisi lahan, iklim setempat, kebutuhan petani, permintaan pasar, ataupun program pengembangan komoditas setiap daerah berdasarkan kesesuaian wilayah masing-masing, ataupun program percepatan pembangunan setiap daerah.  Sebagai contoh, untuk provinsi Sulawesi Utara jagung dan vanili, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat tanaman kakao, Riau nenas, ataupun komoditi lainnya yang cocok dengan iklim dan lahan setempat, serta mempunyai nilai ekonomi tinggi.

Pengusahaan Ternak

Pengusahaan ternak di bawah kelapa dapat dilakukan dengan cara melepas ternak apabila tidak mengusahakan tanaman sela. Apabila pada lahan tersebut diusahakan tanaman sela maka ternak harus dikandangkan. Untuk memenuhi pakan ternak yang dikandangkan perlu ditanam rumput ternak. Apabila akan mengusahakan ternak sapi, maka dalam satu hektar bisa digembalakan 4 ekor betina dan satu ekor jantan.

Sumber leaflet 2008. Direktorat Jenderal Perkebunan