Penebaran Benih

Tinggi rendahnya produksi tambak dari satu areal tambak, sebenarnya tergantung dari beberapa faktor, yaitu : (1) Daya kelangsungan hidup dan (2) Laju pertumbuhan. Kedua Faktor tersebut tergantung pada parameter pendukung, yaitu individu yang unggul, penyediaan makan yang bermutu, hama dan penyakit yang terkendali serta kualitas lingkungan yang baik.

1. Kualitas hidup

Agar dapat diperoleh daya kelangsungan hidup yang tinggi, maka bibit yang ditebar harus mempunyai kualitas yang baik sehingga mempunyai daya hidup (vitalitas) yang tinggi. Ciri-ciri bibit yang berdaya hidup tinggi yaitu :

  • Mortalitas selama pengangkutan rendah
  • Murni satu jenis
  • Seragam dalam ukuran dan umur
  • Tidak cacat fisik
  • Bebas penyakit, tidak terdapat tanda-tanda terserang bakteri maupun parasit.
  • Reaksi terhadap rangsangan fisik cepat

2. Padat Penebaran

Padat penebaran untuk budidaya polikultur udang windu dan ikan bandeng, dengan kedalaman air tambak 75-100 cm, dapat ditebar benur dan nener dengan kepadatan, yaitu benur 80.000 ekor/ha dan nener 2000 ekor/ha.

3. Waktu penebaran

Penebaran benur dan nener yang baik dilakukan pada saat temperatur air relatif rendah, yaitu pada saat pagi atau sore hari beberapa jam setelah matahari terbenam. Akan tetapi dianjurkan penebaran dilaksanakan pada pagi hari (06.00-08.00) dengan pertimbangan sebagai berikut : (1) pada saat pagi hari, akan mendapatkan lingkugan tambakdengan kadar O2 yang semakin baik karena terjadinya proses photosintes, (2) pengamatan terhadap bibit yang akan ditebarkan pada pagi hari akan lebih mudah dilakukan dibandingkan pada sore hari.

Penebaran dilaksanakan setelah tambak dipersiapkan dengan baik berupa benur ukuran PL 18. Penebaran nener dengan berat rata-rata 0,61 gr/ekor, akan ditebar setelah satu bulan dari penebaran benur.

Pemeliharaan dan Panen, Persiapan Tambak

 

Sumber brosur : Departemen Pertanian. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Ujung Pandang 1996/1997