Pemeliharaan dan Panen
- Details
- Parent Category: Arsip IP2TP Ujung Pandang
- Category: Petunjuk Teknis Polikultur Udang Windu dan Ikan Bandeng di Tambak
Untuk keberhasilan usaha pertambakan maka selama masa pemeliharaan perlu dilakukan perawatan secara baik. Perawatan tersebut meiiputi pengaturan air, pemupukan susulan serta pemberian makanan tambahan.
1. Pengaturan Air
Selama pemeliharaan, kualitas dan kedalaman air harus diperhatikan, sehingga benh dapat hidup dengan layak. Penggantian air yang teratur mempunyai keuntungan dalam menjaga kualitas air tetap baik. Selain itu, unsur hara dan organisme makanan benih dapat disuplai ke tambak. Bila air tambak tidak pernah atau jarang diganti, akan menyebabkan terakumulasinya bahan beracun di tambak dan berbahaya bagi kehidupan benih.
Pada saat setelah terjadi hujan, maka air tambak perlu segera di ganti, karena air hujan akan mengencerkan salinitas, hal ini dapat membahayakan kehidupan ikan maupun udang yang dipelihara.
2. Pemupukan susulan
Sebelum kondisi makanan alami ditambak menipis (habis), segera dilakukan pemupukan susulan, pemupukan ini dimaksudkan untuk mensuplai unsur hara kedalam tambak, sehingga dapat menunjang pertumbuhan makanan alami.
Jumlah pupuk yang diberikan tergantung dari kesuburan makanan alami yang ada. Sabagai patokan dapat digunakan pupuk urea dan TSP dengan dosis 10 % dari permukaan dasar dan dilakukan setiap dua minggu sekali. Dan sebaiknya pemupukan tidak dilakukan pada saat akan turun hujan, karena air hujan dapat mengencarkan hasil pemupukan tersebut.
3. Pakan tambahan
Pemberian makanan berupa pakan buatan terhadap udang windu setelah satu bulan pemeliharaan, dimana makanan alami sudah dapat lagi menunjang pertumbuhan bandeng dan udang yang dipelihara. Jumlah pakan yang diberikan 5 -10 % dari berat badan/hari. Frekuensi pemberian pakan dilakukan 3 (tiga) kali sehari yaitu pagi, sore dan malam hari.
4. Panen
Setelah bandeng atau udang mencapai ukuran konsumsi, maka segera dilakukan panen. Panen dapat dilakukan secara bertahap (selektif), tetapi pada umumnya dilakukan secara panen total. Caranya adalah air dalam tambak dikeluarkan secara perlahan-lahan sampai air yang tinggal hanya di caren saja. Pemanenan dapat dilakukan dengan alat jaring yang ditarik (diseret) sepanjang karen. Dapat juga digunakan kerai bambu yang didorong sepanjang caren oleh beberapa orang. Dengan kerai ini, ikan atau udang dikumpulkan disuatu tempat tertentu yang luasnya terbatas (sempit), selanjutnya dilakukan penangkapan dengan alat tanggok (scop net).